Pages

Kamis, 14 Juni 2012

Pendiri detik.com

Detik.com ialah sebuah portal web yang berisi berita aktual dan artikel daring di Indonesia. Detik.com merupakan salah satu situs berita terpopuler di Indonesia. Berbeda dari situs-situs berita berbahasa Indonesia lainnya, detikcom hanya mempunyai edisi daring dan menggantungkan pendapatan dari bidang iklan. Meskipun begitu, detikcom merupakan yang terdepan dalam hal berita-berita baru (breaking news). Sejak tanggal 3 Agustus 2011, detikcom menjadi bagian dari PT Trans Corporation, salah satu anak perusahaan CT Corp.
Sejarah
Server detikcom sebenarnya sudah siap diakses pada 30 Mei 1998namun mulai daring dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998. Tanggal 9 Juli itu akhirnya ditetapkan sebagai hari lahir detikcom yang didirikan Budiono Darsono (eks wartawan DeTik), Yayan Sopyan (eks wartawan DeTik), Abdul Rahman (mantan wartawan Tempo), dan Didi Nugrahadi. Semula peliputan utama detikcom terfokus pada berita politik, ekonomi, dan teknologi informasi. Baru setelah situasi politik mulai reda dan ekonomi mulai membaik, detikcom memutuskan untuk juga melampirkan berita hiburan, dan olahraga.
Dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk detikcom yang update-nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak yang harian, mingguan, bulanan. Yang dijual detikcom adalah breaking news. Dengan bertumpu pada vivid description macam ini detikcom melesat sebagai situs informasi digital paling populer di kalangan users internet.
Hampir semua orang Indonesia yang melek internet kenal dengan Detik.com. Detik.com merupakan portal berita pertama di Indonesia yang didirikan oleh Budiono Darsono dan rekan-rekannya, Yayan Sopyan, Abdul Rahman, serta Didi Nugrahadi.
Budiono Darsono
Budiono Darsono mempunyai ide untuk mendirikan Detik.com ketika terjadi krisis politik di tahun 1998. Kala itu, kantor tabloid Detik, tempat dia bekerja, diberangus bersama-sama majalah Tempo dan Editor. Dengan bermodalkan semangat, tape recorder, dan HT (Handy Talky), ia meliput peristiwa-peristiwa seputar unjuk rasa mahasiswa dan pergolakan politik, yang memang sedang marak saat itu. Liputan pertama Detik.com adalah tragedi Semanggi 1998.
Pemilihan nama Detik.com terinspirasi karena Budiono memimpikan setiap detik selalu ada berita baru yang harus dipublikasikan. “Mengapa menunggu besok? Detik ini juga,” begitulah slogan yang terpampang di blog resmi Budiono.
Masa-masa awal perjalanan Detik.com banyak menyita waktu dan tenaga Budiono. Setiap waktu harus mencari informasi, wawancara, menulis, dan posting. Sampai-sampai istri dan keluarga terlupakan. Kerja keras dan pengorbanan Budiono berbuah manis, Detik.com tetap eksis hingga saat ini, tidak seperti situs-situs berita lain seperti Satunet, Astaga, Koridor, Mandiri, yang tidak mampu bertahan. Bahkan sekarang Detik.com menjadi situs berita terbesar di Tanah Air.

referensi :

Tidak ada komentar: